|
Kedai Kopi Kotok Andalan |
|
Kopi Kotok |
Saya terlahir di kota Bojonegoro (jawa timur),dalam masa menginjak masa remaja saya udah bisa merasakan nikmatnya kopi,terutama kopi kotok,apa lagi di barengi dengan hisapan rokok,semakin nikmatnya terasa.. ini terjadi karena pengaruh lingkungan,mayoritas para adam jawa timuran sangat terobsepsi dengan kopi,apapun,dimanapun dan kapanpun kerap kali terlontar ajakan " AYO LEK NGOPI NENG WARUNG..? ". saya beritahukan bahwa hampir setiap jarak 1km di daerah jawa timur bisa di temukan warung kopi,walaupun kecil & sederhana tp tetap tidak pernah sepi dari penikmat kopi kotok.
Kopi memang sangat akrab dengan kehidupan saya. Ada masa-masa sekitar 3 tahunan saya bergelut dengan bisnis kopi. waktu itu saya buka usaha kedai kopi kotok di kota jogja,saya melihat potensi buka usaha di jogja sangat bagus,dan memang ramai pelanggan kedai saya,banyak mahasiswa yang memanfaatkan kedai saya untuk beraktifitas diluar kampusnya.tidak jarang juga khusus temen-temen saya dari dunia intertain juga menfaatkan kedai kopi saya sebagai sarana mengkreasikan karyanya,ini yang saya maksut dunia musik,temen-temen saya sangat suka bemain musik di kedai kopi saya,mulai manggung,menciptakan lagu,aransemen lagu dll.maka saya terlintas menbuat slogan "KREASIKAN KARYAMU DENGAN SECANGKIR KOPI" akan tetapi selang 2,5 tahun saya mengalami krisis management,di saat itulah kesalahan saya,sehingga samapai 3 tahun kedai kopi kotok bubar.kisah ini saya sebut hidup bagaikan secangkir kopi,ada rasa pahit dan manis.
Dalam perjalanan baru-baru ini melewati jalur tengah Jateng-Jatim, -Purwodadi-Blora-Cepu-Bojonegoro-Lamongan-, rasanya sayang kalau saya melewatkan warung-warung kopi, terutama di wilayah Jawa Timur. Maklumlah, orang Jatim kebanyakan suka ngopi. Tiba-tiba saya teringat episode kopi dan kopi pahit.
Banyak macam kopi telah saya nikmati, dari gongsengan lokal di Indonesia sampai kopi bungkusan instan, bahkan berbagai minuman kopi di cafe mahal ala Amerika, Eropa, Timur Tengah, dan Asia Timur. Pernah pula saya menikmati kopi dari Blue Mountain Tanzania -kopi Arabika dari lereng Kilimanjaro. Namun, saya lebih suka kopi lokal, mungkin saja karena cocok dengan lidah Indonesia saya -walaupun sebetulnya kopi bukan asli Indonesia. Walaupun bukan asli Indonesia, beberapa jenis kopi Indonesia misalnya dari Gayo, Takengon, Toraja, -dan masih banyak lagi-, adalah kopi premium di pasar komoditi internasional.
|
Proses Kopi Kotok |
Ada beberapa macam minuman kopi lokal yang saya suka. Kopi
tubruk, kopi
cong, kopi
godog yang di Jawa Timur bagian selatan sering disebut kopi
kotok, dan aneka kopi-kopi lokal lainnya. Cara pengolahan biji kopi bisa bermacam cara. Cara penggongsengan dan penggilingan bisa bermacam cara. Ada pula yang ditambah dengan bermacam campuran, misalnya dicampur beras, kelapa, jagung, dan lain-lain. Cara penyajian juga bermacam cara pula, ada yang digodog dalam panci besar sehingga kopi selalu panas dan mendidih, ada pula yang sekali penyajian sekali godogan -sehingga pinggir panci kecil yang digunakan berlepotan sisa kopi yang menambah aroma khas karena sebagian ada yang terbakar,- dan banyak cara lain, dan banyak pula yang asal tuang saja.
Namun, apapun kopinya, bagi saya yang paling nikmat bilamana saya bisa memilih biji , menggongseng, menggiling, dan menyeduhnya sendiri. Ada kepuasan tak terkira. Bagaimana dengan sedulur sekalian???